KENALI PSIKOSOMATIS & HIPOKONDRIA, KAKAKNYA ANXIETY #11

Oke, jadi..sesuai janji yang saya bilang di pembahasan sebelumnya, kali ini saya bakalan sedikit memberi penjelasan mengenai psikosomatis. Tadinya sih mau jelasin tentang ini aja, tapi karena ada kondisi lain yang nyaris serupa, jadinya saya mau jelasin yang ini juga: Hipokondria. 

Anxiety, Psikosomatis, dan Hipokondria itu adik-kakak. Sama-sama masalah gangguan kecemasan. Beberapa gejala yang terdapat di antara ketiga bersaudara ini nyaris sama, tetapi tentu saja yang namanya adik-kakak masih ada perbedaan. 

(credit: http://www.sarahmurchison.com/2014/01/25/three-little-kids-in-soho/)

Secara garis besarnya, orang-orang dengan gangguan kecemasan pasti akan merasakan gejala-gejala seperti:

1.Serangan panik;
2.Sulit tidur;
3.Pusing;
4.Mual;
5.Keringat dingin,
6.Jantung berdebar (tidak beraturan);
7.Mulut kering; dan
8.Otot tegang.

Tetapi, selain gejala-gejala yang disebutkan tadi, ada lagi gejala yang lebih spesifik yang bisa membedakan ketiga bersaudara tersebut.

Anxiety

Anxiety sering dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti:

1.Panic disorder;
2.Phobia;
3.Social anxiety disorder;
4.Generalized anxiety disorder.

Anxiety merupakan rasa cemas berlebih yang diderita seseorang sehingga menimbulkan beberapa gejala tadi yang sudah disebutkan. Orang-orang dengan gangguan ini cenderung terlalu mempermasalahkan hal sepele. Hal sepele bisa dianggap besar. Menurut orang lain hal itu wajar, tetapi menurut beberapa orang dengan gangguan ini hal itu bisa menjadi suatu bencana. 


Contohnya seperti saya sendiri. Saya memang sudah dari dulu punya gangguan kecemasan ini, makanya saya orangnya khawatiran. Mikirnya suka kemana-mana, padahal mah bisa dijalani simpel aja. Dulu anxiety saya bisa terbilang parah. Saya udah pernah cerita sebelumnya tentang anxiety di artikel ini. Sampai-sampai anxiety itu mengganggu aktivitas keseharian saya. Justru yang ada saya malah jadi kehilangan banyak kesempatan baik karena anxiety. Dulu, cara saya untuk menghindar dari anxiety ini adalah dengan menghindari hal-hal yang kira-kira bakal ngebuat anxiety saya kambuh. Namun, setelah beberapa lama, saya sadar kalau hal itu justru malah membuat anxiety saya jadi tambah kuat dan semakin menguasai pikiran. Awalnya saya sampai niat buat konsultasi dengan psikiatris karena saking bingungnya harus mengatasi masalah ini dengan cara apa. Tapi ternyata hal itu sangat mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan melawan ketakutan kita sendiri. Percaya atau enggak, Alhamdulillah sekarang anxiety saya sangat jarang kambuh. Saya sudah bisa kembali beraktivitas normal lagi, tanpa bantuan obat apapun, seperti antidepresan dan lain-lain. Karena itu tadi, saya berusaha untuk melawan ketakutan itu. Lama kelamaan jadi hilang sendiri. Jadi kalau kalian takut, jangan dihindari justru harus dilawan. (Tapi mungkin hal ini gak akan berlaku kalau kalian lagi berhadapan sama singa atau harimau, lebih baik menghindar jangan terlalu berani ya! 😂


Psikosomatis 

Psikosomatis, sama-sama gangguan kecemasan juga. Gejalanya sama-sama panik. Tapi panik yang satu ini bisa bahaya, karena yang ada malah menimbulkan sakit. Penderita psikosomatis itu cenderung merasakan berbagai keluhan yang sebetulnya mereka buat-buat sendiri. Contohnya, pada penderita GERD, terkadang ketika mereka mengalami heartburn--sakit/perih yang terasa di dada tetapi hanya satu titik saja--rasa sakit itu bisa sampai menjalar ke beberapa daerah lain, yang sebetulnya tidak begitu. Jadi seakan-akan rasa sakit yang mereka rasakan benar-benar disebabkan oleh serangan jantung. Makanya ketika mereka berpikir begitu, mereka akan langsung cek EKG ke dokter untuk memastikan kalau-kalau memang benar mereka terkena serangan jantung. Tetapi untungnya, setelah mereka tahu hasilnya, eh..kok normal-normal aja sih?! Jantungku ternyata sangat sehat


Nah..hal itu adalah gejala dari psikosomatis. Ketika kalian merasakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pikiran kalian sendiri. Tadinya cuma sakit kaki gara-gara keseleo, eh mikirnya kanker tulang. Pokoknya gejala biasa dianggap luar biasa, yang malah membuat mereka bener-bener ngerasa kayak gitu. Jadi orang-orang dengan gangguan ini hanya memperparah diri mereka sendiri. Intinya, psikosomatis itu kondisi ketika pikiran/mental mempengaruhi kondisi kesehatan fisik. Tetapi kenapa hal tersebut bisa terjadi masih kurang jelas alasannya. Yang pasti, memang bisa mempengaruhi! Ada beberapa penyakit yang dapat diperparah oleh faktor mental, seperti: eksim, hipertensi, penyakit jantung, maag, dan psoriasis. 

Hipokondria

Hipokondria...menurut saya merupakan the next level of psikosomatis. Kondisi dimana kalian bakal terus-terusan meriksa diri ke dokter karena takut akan suatu penyakit. Orang-orang dengan kondisi ini biasanya akan mempermasalahkan hal kecil. Sama aja sih kayak saudara-saudaranya si Anxiety dan Psikosomatis. Misalnya, di mukanya timbul jerawat kecil. Tapi, dia mikirnya kalau itu mungkin gejala awal tumor. Akhirnya dia langsung cepet-cepet pergi ke dokter buat memastikan kalau jerawat ini bukan tumor. Parahnya, terkadang setelah mereka periksa diri ke dokter pun, bahkan setelah si dokter bilang "Udah..tenang aja..itu mah cuman jerawat kecil, entar juga hilang sendiri!", mereka bakalan gak percaya sama yang dokter itu bilang hingga akhirnya terus-menerus periksa ke sejumlah dokter berbeda. 
Menurut saya level kecemasan yang satu ini emang udah dibilang cukup parah. Bahkan ada juga beberapa orang dengan gangguan ini sampai pergi ke dokter dan mendiagnosa dirinya terkena suatu penyakit ganas, yang padahal penyakit itu gak pernah ada di dunia, sampai ngebuat si dokter kebingungan. Katakanlah, penyakit tumor cacar air. Jelas-jelas tidak pernah ada. 

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk memiliki gangguan kecemasan ini:

1.Penderita pernah mengalami sakit parah di masa lampau hingga akhirnya sembuh;
2.Penderita pernah melihat seseorang dengan penyakit parah hingga akhirnya meninggal dunia, sehingga menyebabkan penderita takut dengan penyakit yang diderita orang tersebut;
3.Tumbuh di lingkungan dengan tingkat kecemasan yang tinggi;
4.Kurang pengetahuan mengenai fungsi normal tubuh.

Orang-orang dengan gangguan ini akan berusaha untuk mencari berbagai informasi mengenai suatu penyakit dan berusaha untuk menghindar darinya. Bisa dengan cara searching di internet atau membawa buku-buku tentang penyembuhan suatu penyakit dan terus memeriksakan diri ke dokter walaupun tidak sakit. Menurut saya yang ada malah buang-buang uang... 😭 


Perasaan cemas atau khawatir mungkin akan memberikan efek positif bagi kita. Kita jadi lebih berhati-hati dan lebih preventif terhadap suatu penyakit. Tetapi perasaan cemas ini gak akan bagus, apalagi kalau sudah berlebihan. Hal ini justru harus cepat diatasi, sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh  Berge et. al. (2016) ditemukan bahwa orang-orang dengan gangguan kecemasan memiliki risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi dari orang lain. Hayo loh! Harus bisa mengontrol pikiran kita biar gak terlalu khawatiran. 

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

1.Mengonsumsi obat antidepresan. Bisa antidepresan golongan SSRI atau Trisiklik.
2.Latihan relaksasi, seperti meditasi.
3.Hipnoterapi.
4.Fisioterapi.
5.Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
6.Teknik distraksi atau pengalihan.

Tapi saya sangat tidak menganjurkan pengobatan seperti penggunaan antidepresan, karena itu hanya untuk membantu di tahap-tahap awal. Tidak boleh berlebihan dan sebaiknya tidak usah. Menurut saya kecemasan itu bisa hilang dengan sendirinya tanpa kita melakukan hal-hal di atas. Cukup dengan melawan ketakutan itu sendiri dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Lebih banyak berkumpul bersama teman dan keluarga untuk bisa melupakan hal-hal yang dikhawatirkan tadi. Lebih banyak berpikir postif, berkumpul dengan orang-orang yang berpikir positif sangat membantu. Orang-orang dengan gangguan ini hanya perlu dukungan dari keluarga dan teman untuk bisa percaya bahwa mereka tidak kenapa-kenapa atau hal yang mereka khawatirkan tidak akan terjadi, karena itulah yang akan membuat mereka yakin. Mereka butuh waktu untuk bersenang-senang dan melupakan segala kepadatan yang mengisi hari-hari mereka seperti pekerjaan atau pendidikan yang bisa menekan atau menimbulkan stres. 
Serta perlu diberikan pemahaman tentang kondisi-kondisi yang bisa dikatakan normal terjadi pada manusia. Yang penting, harus yakin dengan takdir Tuhan. Karena setiap hal sudah tertulis. Tidak perlu takut dengan suatu penyakit, menghindar boleh, tapi jangan sampai hal itu mengganggu diri sendiri. Terlalu banyak dipikirkan. Karena pada akhirnya, punya penyakit ataupun tidak, setiap manusia pasti akan mati. Jadi yang terpenting, jalani saja hidup dengan baik dan banyak beramal karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Ingat! Boleh mencegah tapi jangan sampai hal itu justru yang membuat kalian mengalami hal yang kalian takuti.

Sepertinya sampai di sini saja pembahasan mengenai ketiga bersaudara, Anxiety, Psikosomatis, dan Hipokondria. Semoga bisa membantu! Jangan lupa terus baca kelanjutannya atau bagian-bagian sebelumnya kalau kalian belum pernah baca! Karena masih ada banyak yang ingin saya bahas. Hehe.. Selamat mudik bagi yang sudah mudik! Hati-hati di jalan....


Share:

0 komentar