DEAR GERD #8
Saya sudah berkawan dengan GERD cukup lama. Ini tahun ke-3 kalau tidak salah. Di tahun ini kawan saya itu kadang dateng kadang enggak, tergantung seberapa komitmen saya dengan menjaga makanan. Tapi jauh lebih baik lah dibandingkan dengan tahun lalu. Saya rasa tahun lalu itu GERD benar-benar menjadi musuh bagi saya, karena mungkin saya belum terlalu mengenal dia (wkwkwk). Dulu saya sampai kesiksa banget tiap makan, tiap tidur, tiap bicara, dan tiap pergi. Selalu aja kawan saya ini menjadi hambatan bagi saya. Makanya sekarang saya berani nganggep dia sebagai seorang teman. Kenapa? Karena kalau saya terus-terusan berpikir bahwa GERD ini adalah musuh, seperti yang kita tahu kalau musuh itu selalu melawan kita. Berbeda dengan teman yang selalu membantu kita. Maka saya yakini bahwa GERD itu adalah teman saya yang akan membantu saya menjadi seseorang yang lebih baik, bukannya suatu musuh yang akan menyerang saya dan mempersulit saya untuk bisa kembali sehat.
Baik dalam hal apa?
Pertama, GERD memotivasi saya untuk makan teratur dengan gizi seimbang dan menghindari makanan-makanan yang kurang baik. Hal ini akan membantu saya bukan hanya untuk bisa sembuh dari GERD tapi juga bisa terhindar dari berbagai penyakit lainnya.
Kedua, GERD memotivasi saya untuk bisa lebih banyak beraktivitas, rutin berolahraga. Sehingga saya bisa memiliki badan yang sehat dan ideal.
Ketiga, GERD memotivasi saya untuk terus bahagia. Karena penyakit ini bisa kambuh kalau saya kebanyakan mikirin berbagai hal jelek, atau stres sama sesuatu. Maka karena itu saya selalu mencoba sebisa mungkin untuk bisa menghindari stres, tidak terlalu banyak memendam masalah, dan menjalani hidup dengan santai tapi serius. Mau cerita aja kalau kehidupan saya sebelum GERD pun tidak jauh lebih baik. Saya adalah orang yang perfeksionis, segala hal harus sesuai dengan rencana, teratur, sempurna, tidak ada kesalahan. Mungkin hal itulah yang mengantarkan saya kepada anxiety. Rasa cemas berlebih kalau-kalau saya akan gagal jika hal yang saya lakukan tidak berjalan dengan baik, atau tidak sesuai dengan yang saya harapkan. GERD itu bisa menyebabkan Anxiety, dan Anxiety itu bisa menyebabkan GERD. Namun untuk kasus saya, saya sangat yakin bahwa penyakit ini diawali dari anxiety yang saya miliki. Bahkan bisa dikatakan kalau anxiety saya saat itu sudah masuk tahap Psikosomatis (nanti bakal saya jelasin tentang hal ini, InsyaAllah). Maka karena itu saya cukup bersyukur. Mungkin Tuhan mempertemukan saya dengan kawan saya ini karena Ia ingin saya menjadi lebih bahagia. Ingat! Kebahagiaan itu bukanlah tujuan atau sesuatu yang bisa diraih, melainkan kebahagiaan itu adalah suatu jalan yang bisa kita lakukan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Siapapun berhak untuk bahagia. Setiap orang bisa bahagia, tidak perlu menjadi kaya atau memiliki paras sempurna. Pikiran yang bahagia juga merupakan ciri dari tubuh yang sehat. So, stay Happy and keep Thinking Positively! 😄
Keempat, GERD mengingatkan saya kalau waktu saya di dunia dan juga seluruh manusia yang ada di muka bumi ini tidaklah lama. Saya sadar bahwa saya sudah banyak sekali membuang-buang waktu. Ada banyak hal yang coba saya raih tapi justru saya malah melupakan hal-hal penting yang seharusnya saya lakukan sejak dulu. Oleh karena itu kalau saya ingin kembali sehat saya harus benar-benar komitmen untuk bisa mengatur pola hidup yang baik agar tidak akan ada banyak waktu yang perlu kita keluarkan. Apakah kita mau sibuk berjam-jam hanya untuk meladeni kawan kita ini ketika datang mengganggu? Sibuk mencari obat untuk bisa mengatasinya. Sibuk memikirkan cara agar sembuh. Semua itu membuat kita terlalu sibuk untuk bisa berkumpul bersama teman dan keluarga, juga untuk meraih impian-impian kita yang belum sempat tercapai karena kita tidak punya waktu untuk meraihnya disebabkan oleh waktu yang kita habiskan untuk mencari cara agar sembuh dari sakit ini. Ada banyak hal yang lebih penting yang dapat kita pikirkan dibandingkan memikirkan penyakit. Ingat! Tubuh yang sehat akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Oleh karena itu, bersabarlah dan komitmen! Kalau kita gak mau lama-lama berada di dalam kondisi yang sama ya..kita harus berjuang dan berusaha. Yakin kalau kita bisa melalui hal ini! Usaha tanpa keyakinan, atau keyakinan tanpa usaha pasti tidak akan berjalan dengan baik.
Kelima, GERD menasehati saya bahwa ternyata kita bisa mempelajari banyak hal dari berbagai hal yang terjadi dalam hidup kita. Jadikanlah setiap pengalaman dan ujian sebagai pelajaran berharga. Karena hal itu mungkin tidak akan pernah dirasakan dan dimengerti oleh orang lain.
Semoga pelajaran yang saya dapatkan bisa menjadi pelajaran berharga juga bagi kalian yang sama-sama berkawan dengan GERD atau penyakit apapun yang sedang kalian derita. Jangan patah semangat dan putus asa, terus berjuang dan yang terpenting bahagia! 😆
Terus baca kelanjutannya ya! Thank You Fellas!
1 komentar
Suka dengan tulisan kkak
BalasHapusJdi nambah semngat pdhal uda down dgn skit ini😢